Sunday 23 April 2017

Melatih Literasi Anak Dengan Teknik Fishbone

Bila anak sudah bisa membaca dan menulis, mereka pasti bisa menulis minimal sebuah artikel. Dimulai dari tulisan sederhana sesuai dengan usia mereka sampai dengan tulisan yang kompleks dan rumit. Tulisan yang kompleks juga bisa dihasilkan oleh seorang anak tergantung kekuatan dan daya imajinasi yang mereka miliki.
Motivasi menulis bagi anak bisa datang dari diri sendiri maupun faktor lingkungan. Secara umum, faktor lingkungan lebih berpengaruh seperti dari orang tua, guru, dan masyarakat. Oleh karena itu, lingkungan yang mendukung sangat dibutuhkan anak agar kemampuan menulis mereka bisa berkembang dengan baik.
Salah satu cara untuk mendukung anak mengembangkan potensi menulisnya adalah dengan memperkenalkan pada teknik fishbone. Disebut teknik fishbone karena bentuknya seperti ikan yang tinggal duri-durinya atau tulangnya saja. Teknik ini bisa dilatihkan pada anak karena bentuknya menarik dan mudah untuk dipelajari. Bentuk tulang ikan yang menarik akan merangsang anak untuk melakukan aktivitas menulis. Apalagi bila dalam penerapannya tulang ikan yang dibuat diberi pewarnaan yang cerah dan mencolok. Warna cerah adalah warna kesukaan anak dan mereka akan termotivasi untuk belajar karena hatinya senang dan nyaman.
Fishbone bisa digunakan untuk melatih 2 (dua) keterampilan yaitu membaca dan menulis. Hanya dengan satu gambar bisa digunakan untuk dua fungsi sekaligus, tentu sangat menarik, bukan? Bagaimana caranya?
Mengembangkan keterampilan membaca dan berbicara dengan Fishbone
Berbahagialah kita bila anak-anak kita mempunyai hobi membaca. Berbagai buku bacaan menjadi teman mereka sehari-hari. Kemanapun mereka pergi dan dimanapun mereka berada, buku menjadi teman setianya. Tetapi, apa yang bisa mereka lakukan setelah membaca? Apakah mereka bisa menceritakan isi buku yang sudah dibacanya? Atau, apakah mereka bisa meringkas atau membuat review dari buku yang dibacanya? Atau, jangan-jangan hasil membacanya hanya sekadar disimpan di dalam hati saja.
Salah satu hasil membaca yang bisa kita lihat adalah ketika anak bisa menceritakan atau menulis kembali apa yang telah dibacanya. Dengan cara demikian, hasil membacanya bisa dinikmati juga oleh teman-temannya atau orang lain di sekitarnya. Namun demikian, menuangkan isi pikiran bukanlah hal yang mudah. Seringkali kita jumpai anak-anak kesulitan dalam menuliskan hasil bacaannya.
Sebagai guru kita bisa membantu anak untuk menuangkan hasil bacaannya dengan teknik fishbone. Teknik ini dipakai dengan membuat gambar ikan lengkap dengan tulang-tulangnya. Masing-masing tulang diisi dengan pertanyaan seputar 5W dan 1 H (What, Where, When, Why, Who, dan How), atau (Apa, Dimana, Kapan, Mengapa, Siapa, dan Bagaimana). Berdasarkan kata tanya yang dibuat di masing-masing tulang, anak berlatih mengisinya sesuai dengan informasi dari buku yang dibacanya.
Jawaban dari masing-masing kata tanya tidak terbatas hanya berupa satu pernyataan saja. Anak bisa mengembangkan sendiri dengan informasi-informasi detil sesuai dengan isi buku yang dibacanya. Semakin lengkap jawaban yang dituliskan oleh anak berarti semakin bagus pula pemahaman anak terhadap buku yang dibacanya.
Di bagian kepala ikan, anak disuruh untuk mengisi judul buku yang sudah dibacanya. Sedangkan di bagian ekornya, anak dilatih untuk mengisi dengan informasi non-isi seperti pengarang, penerbit, tahun penerbitan, nomor ISBN, jumlah halaman, jumlah bab (kalau ada), dan lain-lain.
Jawaban-jawaban yang ditulis di fishbone bisa digunakan untuk mengungkap kembali pengetahuan dan informasi yang diperoleh anak dari buku. Awalnya, pengungkapan kembali hanya berupa jawaban tertulis yang terdapat di dalam fishbone. Sebenarnya, berdasarkan jawaban yang ada dalam fishbone tersebut anak juga bisa dilatih untuk mengungkapkan kembali isi buku dengan cara bercerita. Dengan cara seperti ini, selain dilatih keterampilan membaca anak juga dilatih keterampilan berbicara.
Mengembangkan keterampilan menulis dengan Fishbone
Sejak dini anak-anak harus diberi bekal agar bisa menulis. Dengan menulis anak bisa mengungkapkan isi perasaanya dan menuliskan semua harapan-harapannya. Namun demikian, anak tidak bisa serta merta menulis apabila tanpa motivasi dan dukungan dari orang tua atau guru. Semoga tidak ada lagi guru yang menyuruh anak untuk mengarang dengan TOPIK BEBAS sedangkan dia hanya menunggui di meja guru sambil menghabiskan waktu bertugasnya.
Untuk mengembangkan keterampilan menulis anak, guru bisa menggunakan teknik fishbone. Teknik ini mudah dipakai dan cocok untuk melatih keterampilan menulis pada anak-anak. Bagaimana penerapan teknik fishbone untuk melatih keterampilan menulis anak?
Menggunakan teknik fishbone dalam melatih anak menulis tidak jauh berbeda ketika guru menggunakannya untuk melatih keterampilan membaca dan berbicara. Perbedaanya adalah dalam pengembangan keterampilan membaca, kata tanya yang terdapat dalam tulang ikan diisi dengan informasi yang diperoleh dari buku; sedangkan dalam keterampilan menulis, kata tanya diisi dengan rencana atau rancangan informasi yang akan mereka tulis.
Jadi, jawaban atau informasi dari setiap pertanyaan nantinya akan menjadi semacam outline untuk menulis. Oleh karena itu, informasi yang ditulis sebisa mungkin dibuat selengkap-lengkapnya. Dimulai dengan jawaban secara umum dan dilanjutkan dengan informasi detil yang nantinya akan memudahkan anak untuk mengembangkan tulisannya. Semakin lengkap dan detil informasi yang ditulis anak, tulisan yang akan dibuat pun akan semakin mudah.
Selamat mencoba.

0 komentar: